Di lapangan depan kantor Bupati Timor Tengah Utara di Kefamenanu, Kamis (12/9/2025) pukul 8.00 WITA, seribuan warga sudah berkumpul. Mereka melepas rombongan Tour De Entete 2025 yang akan melanjutkan perjalanan etape kedua menuju Atambua.
Pembalap asing menjadi favorit warga untuk diajak foto bersama. Para pegawai Pemkab terutama wanita yang setiap hari Kamis mengenakan rok kain tenun khas Kefamenanu antusias memburu para pembalap asing untuk diajak berfoto.
Mereka mendekati kerumunan pembalap yang menunggu di sekitar garis finis setelah tanda tangan kehadiran. Awalnya ragu-ragu, lalu setelah menyapa dan disambut ramah oleh para pembalap, suasana mencair. Mereka pun tertawa sambil foto-foto dan berbicara sebisanya.
“Baru kali ini terjadi ada acara sebesar ini di Kefa. Kapan lagi kami bisa melihat pembalap bule itu datang kemari. Lihat mereka datang saja sudah senang, apalagi bisa berfoto bersama, lebih senang lagi rasanya, foto itu jadi kenangan seumur hidup,” tutur Prima Elisabeth, pegawai Setda Kabupaten TTU.
Saat dikatakan bahwa Tour De Entete bakal dijadikan agenda tahunan Pemda NTT untuk mengangkat pariwisata NTT melalui ajang olahraga (sport tourism), Prima dan kawan-kawanya tak mampu menyembunyikan kegembiraan. Mereka semua tersenyum lebar.
Zalmah, pegawai Setda lainnya berharap Tour De Entete dapat terlaksana setiap tahun dan mengangkat perekonomian daerah NTT. Selain itu, kegiatan tersebut menghadirkan kegembiraan bagi warga.
“Jadi bukan hanya daerah tertentu saja yang sudah terkenal seperti Labuhan Bajo atau Pulau Komodo yang diandalkan untuk pariwisata. Tapi daerah lain di pulau-pulau besar NTT ikut terangkat perekonomiannya secara merata lewat sport tourism seperti Tour De Entete ini ya,” tuturnya.. .
Pembalap dari tim Suez Canal Discovery asal Mesir, Nex Velofit dari Australia, dan Kronospeed Paris termasuk yang menjadi favorit untuk baku foto. Dengan sabar mereka menerima warga berfoto bersama mereka dan sepedanya masing-masing. Sesekali terdengar tawa mereka lepas. Suasananya penuh kehangatan.
Eksotika Timor
Pukul 09.00 WITA, Wakil Bupati TTU Kamilu Elu melepas rombongan 77 pembalap yang hadir di garis start. Rombongan langsung melesat bersama sampai garis real start lima kilometer di depan.
Keluar dari kota, para pembalap langsung berhadapan dengan tanjakan terjal yang dikenal dengan nama Kiu’afot. Di situ peloton mulai terpecah. Lepas dari tanjakan, kontur jalan mulai rolling turun naik berkelok sampai dekat tugu batas Kecamatan Niomafo Timur.
Di daerah itu peloton tercerai berai meninggalkan 16 pembalap di belakang. Dua pembalap yaitu Muhammad Ridwan dari Nusantara BYC dan Joshua Abica Pascal dari 7Eleven Filipina memimpin di depan dengan selisih waktu ke peloton 26 detik.
Posisi ini bertahan sampai ke puncak celah perbukitan. Jalan rolling menurun lalu mendaki terjal berkelok-kelok terus menempa para pembalap diiringi teriknya mentari yang mulai meninggi. Kondisi itu membuat dua pembalap Timor Leste dan Suez Canal Discovery keteteran dan tertinggal jauh di belakang.
Jalan yang menghubungkan ruas Kefamenanu dan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini itu mengikuti lereng pegunungan karang yang mengapit lembah besar. Jalan meliuk-liuk di lereng sebelah kanan menciptakan pemandangan luar biasa.
Di sebelah kiri, deretan gunung karang memanjang ditumbuhi semak dan pepohonan yang daunnya coklat meranggas kontras dengan latar belakang laingit biru.. Di kejauhan, laut juga membiru menghadirkan keteduhan di tengah terik yang membara. Lukisan alam eksotis tanah Timor itu terus menemani para pembalap sampai tiba di Wini.
Keindahan alam namun disertai ganasnya medan jalan menelan korban tiga pembalap, yaitu Alzidan Faris Raqila (Ironwan Malaysia), Rizki Ridho Riyadiyanto (Pontianak WR), dan Rench Avarga Bondoc (7Eleven). Ketiganya jatuh saat menuruni jalan curam berkelok sebelum Wini. Alzidan bahkan mendapat perawatan khusus di RS Polu karena kelopak matanya robek cukup dalam.

Selepas Wini, jalan relatif datar dengan turunan dan tanjakan yang landai sampai ke PLBN Motaain. Pembalap berpacu dalam peloton besar sampai memasuki medan pendakian terakhir sebelum memasuki kota sekitar pukul 12.15 WITA. Rombongan disambut Bupati Atambua Wilibrodus Lay bersama warga di garis finis di Atambua Square.

Pembalap Madar Pro Cycling Aljazair, Emile Van Niekerk tampil sebagai juara etape. Sementara raja tanjakan (KOM) tetap dipegang Muhammad Herlangga (Nusantara BYC), pembalap Indonesia terbaik Muhammad Raihan Maulidan (Pontianak WR), dan pembalap muda terbaik Muhammad Syelhan Nurahmat (Garuda Development). Adapun pembalap tercepat (yellow jersey) adalah Matej Drinovec dari Nex Velofit.
Etape ketiga Atambua-Soe menempuh jarak 175,6 kilometer, Jumat (12/9/2025). Pembalap akan dilepas bupati dari lapangan Atambua Square pukul 08.00 WITA.