Gegap gempita warga masyarakat menyambut para pembalap Tour De Entete di garis finis etape sembilan di Lapangan Motang Rua, Ruteng, Kabupaten Manggarai, Sabtu (20/9/2025) pukul 13.05 WITA. Ribuan warga tumpah ruah memagari pinggiran jalan sampai lima kilometer lebih menjelang garis finis. Mereka bersorak, bertepuk tangan, mengibarkan bendera, spanduk karton, dan berteriak memberi semangat para pembalap yang beradu sprint menjelang finis.
Di area finis itu pula para pembalap diterima dengan upacara adat Tuak Curu Manuk Kapu yang penuh makna. Para pembalap dan ofisial mengikuti upacara itu dengan hikmat seperti pada etape-etape sebelumnya, setiap wialayah memiliki tradisi unik menyambut tamu yang datang.
“Terima kasih pak, kami senang sekali dengan kedatangan para pembalap sepeda ini. Betul-betul menjadi hiburan buat kami di NTT. Apalagi dilanjutkan pesta rakyat malam ini, lengkap sudah senangnya,” tutur sejumlah anak muda di pojokan lapangan.
Antusiasme warga itu sangat mengesankan bagi pembalap Madar Pro Cycling Youcef Reguigui yang tampil cemerlang pada etape ini. Youcef menjadi juara etape sekaligus mengantongi point terbanyak sehingga berhasil mempertahankan jersey hijau yang didapatnya pada etape delapan.
“Saya sebenarnya tidak terlalu memperdulikan soal green jersey karena yang terpenting bisa mempertahankan posisi terdepan. Yang justru mengesankan bagi saya adalah sambutan penonton yang luar biasa, bahkan sampai lima kilometer penuh dengan warga masyarakat yang memberi dukungan bagi pembalap, kami senang sekali dan terima kasih,”tutur Youcef.
Pembalap yang pernah tampil di Vuelta Espana 2015 dan Tour de Langkawi di tahun yang sama itu menambahkan, balapan kemarin dirasanya sungguh berat. Medan turunan dan tanjakan panjang yang dihadapi benar-benar menguji fisik dan mental semua pembalap.
“Balapan hari ini sungguh berat, sulit untuk melepaskan diri dari peleton karena 40 kilometer itu jalannya menurun. Kami juga mendaki bareng di tanjakan panjang KOM lalu saya melihat kesempatan untuk maju dan mempertahankannya sampai finis,” tutur pembalap dari Aljazair berusia 35 tahun tersebut.
Prestasi Syelhan
Prestasi mengesankan juga diraih pembalap Garuda Development Muhammad Syelhan Nurrahmat. Pembalap timnas berusia 21 tahun tersebut naik podium empat kali sebagai pembalap Indonesia terbaik di etape dan klasemen umum sementara serta dua klasifikasi yang sama sebagai pembalap muda terbaik.
Etape delapan menempuh jarak 135 kilometer dari Bajawa menuju Ruteng. Etape tersebut memperebutkan satu klasifikasi raja tanjakan dengan kategori tertinggi yaitu Hors Categorie UCI. Tanjakan sepanjang 30 kilometer itu dimulai persis setelah jembatan selepas kota Borong, sekitar 117 kilometer dari lokasi realstart di luar kota Bajawa.
Para pembalap berjalan dalam peleton besar sampai 42 kilometer pertama dimana enam pembalap berusaha melepaskan diri dari peleton. Seorang pembalap Malaysia berusaha mengejar namun kembali tertangkap peleton.
Selepas Borong, jarak enam pembalap terdepan dengan peleton mencapai 5,2 menit. Seorang pembalap terdepan lalu melorot bergabung dengan peleton, sementara lima teteap memimpin di depan yaitu Youcef, Ahmad Syarif bin Awang (MPR), Austin Webb (Nex Velovit), Abyan Tsabitah (NC Pro), dan Lois Buffin.
Posisi ini terus bertahan sampai tanjakan KOM. Peloton lalu terbagi dengan sebelas pembalap mengejar pembalap terdepan (chaser) dan lainnya masih di peleton dan kelompok-kelompok kecil dua sampai empat pembalap di belakang.
Sehabis Borong, para pembalap terdepan meninggalkan peleton dengan selisih 5,2 menit dan semakin sulit terkejar. Saat memasuki pendakian di Golomoko (Golo dalam bahasa Manggara Timur artinya bukit) para chaser kembali bergabung dengan peloton.
Pada puncak tanjakan KOM selepas Desa Goloni, peloton kembali terpecah dengan sebelas pembalap melepaskan diri mengejar lima pembalap terdepan. Dalam kelompok ini ada pemegang jersey kuning komodo Lois Buffin dan Youcef.
Pembalap 7Eleven Joseph Baban Javiniar berhasil memenangi lomba KOM dan mempertahankan jersey polkadot yang didapatnya pada etape delapan. Adapun Muhammad Herlangga (Nusantara BYC) yang sebelumnya menguasai KOM di enam etape, melorot di posisi keempat klasemen umum sementara KOM.
Di garis finis, para pembalap disambut dengan upacara adat Tuak Curu Manuk Kapu. Upacara itu berupa pemberian tuak dan ayam oleh tetua adat setempat kepada Gubernur NTT yang diwakili Plh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTT Alfonsus Theodorus.
Upacara tersebut bermakna mendalam. Tuak Curu melambangkan persaudaraan, kedamaian, dan keramahan. Sementara Manuk Kapu melambangkan perlindungan dan kekuatan. Penyambutan tamu adat Manggarai itu bukan hanya kewajiban sosial, melainkan juga memperkuat hubungan sosial budaya masyarakat Manggarai dengan tamu yang datang.
Setelah upacara adat, rombongan juga dihibur dengan tarian Tiba Meka yang dibawakan siswa siswi SMA St Fransiskus dari Sanggar Welasongke dan drumband dari SMPN 1 Ruteng.
Berjalan baik
Race Director Sondi Sampurno menilai sampai dengan sembilan etape ini, lomba balap sepeda internasional Tour de EnTeTe berjalan dengan baik. Kekurangan ini itu dapat dimaklumi karena ini event pertama dan belum mengambil point UCI (Union Cycliste Internationale).
Menurut Sondi, secara teknis lomba berjalan baik ditandai dengan kelancaran acara dan tidak ada insiden yang fatal. Kalaupun ada yang perlu diperbaiki, yang terlihat langsung saat ini adalah pemilihan lokasi start dan finis yang kurang pas.
Dia mencontohkan start di depan rumah jabatan Wakil Bupati Ende yang lokasinya sempit sehingga pembalap tidak leluasa berpacu dan masyarakat tidak dapat menonton dengan penuh leluasa. Demikian juga finis di halaman kantor Bupati Manggarai di Ruteng jalannya menurun.
“Jalan menurun untuk finis kurang menarik karena pembalap jadi tidak bisa adu sprint yang merupakan tontonan menarik. Sebaiknya lokasi finis di jalan flat atau rata atau bila perlu sedikit menanjak sehingga pembalap bisa beradu sprint dan selebarasi lebih menarik, penonton juga leluasa memberikan apresiasi,” tuturnya.
Lomba etape sepuluh besok menempuh jarak 144,7 kilometer dari Ruteng menuju Labuhan Bajo. Pada etape terakhir ini terdapat satu lomba intermediate sprint dan satu KOM.(*)