Warga Antusias Sambut Tour De Entete, Pembalap Perancis Berjaya

whatsapp image 2025 09 10 at 4.10.55 am
Warga antusias menyambut pembalap Tour De Entete yang menempuh etape pertama Kupang-Kefamenanu, Rabu (10/9/2025). Foto: Gatha Ginting/tourdeentete.com

Sebanyak 78 pembalap dari 12 negara memulai perjalanan lomba balap sepeda Tour De Entete dari kota Kupang, Rabu (10/9/2025). Rombongan dilepas Gubernur NTT Melkiades Laka Lena dari halaman kantor gubernur, Gedung Sasando. 

Etape pertama Kupang-Kefamenanu menempuh jarak 208 kilometer dengan satu intermediate sprint dan satu lomba klasifikasi tanjakan (King of Mountain).  Pembalap Perancis dari tim Kronospeed Paris berjaya di lintasan ini. 

whatsapp image 2025 09 10 at 4.10.53 am

Cuaca cerah dengan terik matahari yang membakar tak menyurutkan semangat pembalap berpacu di jalan aspal yang mulus. Begitu pula masyarakat yang menyambut hangat para pembalap.

Di setiap kota dan desa yang dilalui, warga berdiri di pinggiran jalan. Mereka melambaikan tangan, bersorak, dan mengibarkan bendera negara peserta lomba. Anak sekolah, pegawai negeri, dan warga masyarakat terlihat dengan sabar berdiri memagari pinggiran jalan menanti rombongan melintas. 

Sebuah sekolah menengah atas di kawasan Nikiniki menyuguhkan permainan drumband, sementara sekolah lainnya di Noemuti menari di median jalan dengan pakaian tradisional setempat.

Kemeriahan juga tampak di area finis di halaman Kantor Bupati Kefamenanu yang dipenuhi masyarakat. Pemkab menggelar bazar UMKM di halaman depan kantor. 

 

Upacara takanab

Untuk menyambut pembalap, para tetua adat menggelar upacara penyambutan tradisional yang disebut takanab. Beberapa tetua adat berdiri di lapangan di hadapan para pembalap yang juga berdiri di tenda masing-masing tim.

whatsapp image 2025 09 11 at 9.16.25 am
Para tetua adat menyambut pembalap Tour De Entete dalam upacara takanab.
Foto: Gerardus Manyela/tourdeentete.com

Para tetua adat lalu berbicara lantang dalam bahasa dawan. Bahasa tersebut adalah bahasa tertinggi dalam adat budaya Kefamenanu yang tak sembarang orang dapat melafalkannya. Tetua adat menyampaikan ucapan selamat datang dan harapan agar acara lancar, para peserta diberi keberkahan, keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh warga masyarakat setempat.

Upacara takanab merujuk pada ritual natoni takanab. Ritual ini dilakukan dengan menuturkan kata-kata dalam bahasa dawan atau uab meto dalam upacara-upacara tertentu. Komunikasi ritual ini sudah menjadi salah satu tradisi yang diturunkan dari leluhur bagi suku dawan di Pulau Timor.

 

Jalannya lomba  

Keluar dari kota Kupang, peloton pembalap berjalan dalam rombongan besar sampai 50 kilometer pertama yang merupakan titik real start. Pembalap terus berpacu dalam rombongan besar di jalan mendatar yang aspalnya mulus.

Pengawalan aparat kepolisian dan para marshal berhasil melapangkan jalan bagi pembalap untuk memacu sepeda dengan kecepatan sampai dengan 55 km/jam. Pada jalan turun berkelok, kecepatan pembalap bahkan mencapai 80 km/jam. Itulah mengapa para marshal betul-betul menjaga agar tidak ada kendaraan lain yang masuk ke dalam konvoi dan bermanuver yang dapat membahayakan pembalap.

Peloton berpacu bersama hingga titik intermediate sprint. Pembalap Garuda Development   Muhammad Andy Royan melihat peluang untuk melesat meninggalkan pembalap lain. Namun  intermediate sprint akhirnya dimenangkan pembalap Kronospeed Paris, Axel Habert.  

Andy mengatakan, pertarungan sprint berlangsung sengit 200 meter menjelang intermediate sprint itu. Ia berhasil mengambil celah dan membuat jarak sekitar lima meter di depan pembalap lain dan  mempertahankannya. Namun ternyata Axel yang akhirnya finis pertama mendapatkan akumulasi poin lebih banyak sehingga berhak mengenakan jersey hijau.

“Balapannya ketat sampai ke titik sprint, tapi di situ saya lihat ada celah dan bisa mengambilnya,”  tuturnya.

Meski akhirnya belum berhasil juara, pembalap timnas itu bertekad untuk naik podium di setiap etape, termasuk merebut nomor sprint maupun juara etape.

Pacuan di segmen KOM tak kalah menarik. Pembalap yang terpecah menjadi beberapa kelompok kecil melahap tanjakan berkelok-kelok di perbukitan selepas Tanah Putih di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Peloton terpecah menjadi tiga dengan 13 pembalap memimpin di depan terpisah jarak 1,17 menit dengan chaser pertama. Lalu peloton tertinggal di belakang chaser pertama dengan selisih 1,15 menit.

Posisi seperti itu bertahan sampai garis finis di Kefamenanu saat para pembalap disambut sorak sorai warga sekitar pukul 14.38 WITA.

Axel Habert mengaku senang dengan hasil yang didapatnya di etape 1. Apalagi, dia berlomba dalam kondisi kurang maksimal karena bulan Juni lalu terjatuh saat berlomba di Perancis Barat. Kaki kirinya cedera terbuka lumayan parah. Lukanya masih basah.

Pada etape 1 di NTT ini ia sempat mendapat perawatan dokter sambil tetap bersepeda. Ia terkena penalti karena hal tersebut. Kendati demikian, penghitungan panel komisaire menunjukkan etapkan catatan waktu pembalap berusia 27 tahun itu yang tercepat untuk klasifikasi individual umum dan poin klasifikasi umum. 

Saat pengumuman hasil lomba sempat terjadi kekeliruan sehingga panel komisaire mengeluarkan komunike yang hasilnya menetapkan kemenangan Axel. Ia pun berhak mengenakan yellow jersey dan green jersey sekaligus. 

Peringkat kedua juara etape ditempati pembalap tim Nex Velovit Australia Matej Drinovec dan peringkat ketiga pembalap Go For Gold Filipina, Jericho Jay Acula Lucero.

whatsapp image 2025 09 10 at 8.53.56 am

Sementara klasifikasi Raja Tanjakan (KOM) diraih pembalap NCT Muhammad Herlangga, klasifikasi pembalap Indonesia terbaik Muhammad Herlangga dari tim Nusantara BYC, dan pembalap muda terbaik Januar Alki Zulkarnaen dari Garuda Development.

Dalam sambutnyan, Wakil Bupati Timor Tengah Utara Kamilus Elu mengatakan, balap sepeda ibarat kita berjalan, ada yang sangat cepat, cepat, lambat, bahkan paling lambat. Wabup berterima kasih kepada para pembalap yang telah memasuki tanah Kabupaten TTU.

Dia menitip pesan agar para pembalap membawa kesan baik selama di TTU. Pemerintah dan masyarakat TTU berupaya memberikan yang terbaik supaya ketika para pembalap pulang ke negara masing-masing, mereka bisa membawa kenangan itu dan mewartakan kepada sesama warga negaranya agar mau datang dan berkunjung ke TTU.

Etape kedua Kefamenanu- Atambua sejauh 150,8 kilometer berlangsung Kamis (11/9/2025) Rombongan akan dilepas dari depan Kantor Bupati pukul 09.00 WITA. (*)